Wall Street Compact Dibuka Hijau, Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kompak dibuka di zona hijau pada Selasa (10/10/2023) yang disebabkan oleh turunnya imbal hasil Treasury akibat kekhawatiran investor terhadap risiko perang antar Israel dan Hamas, sehingga para pelaku pasar Amerika menilai pasar modal relatif lebih menguntungkan

Dow Jones dibuka menguat 0,24% ke 33.686,14, sedangkan S&P 500 naik 0,21% ke 4.344,90, begitu pula Nasdaq yang menguat 0,19% ke 13.509,55.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun 8 basis poin menjadi 4,701% karena investor beralih ke aset safe haven tradisional selama konflik. Langkah ini mencerminkan reaksi pertama pasar obligasi terhadap konflik antara Israel dan Hamas ketika pasar dibuka kembali setelah libur Hari Columbus.

Harga minyak pun melemah setelah sempat reli pada sesi sebelumnya. West Texas Intermediate dan Brent berjangka turun 0,4%.




Ilustrasi Wall Street.  (AP/Louise Delmotte)Foto: (AP/Louise Delmotte)
Ilustrasi Wall Street. (AP/Louise Delmotte)

Penurunan imbal hasil mendukung pasar saham karena Wall Street masih mengkhawatirkan kenaikan suku bunga yang pesat baru-baru ini. Investor mungkin juga telah melupakan risiko geopolitik yang ditimbulkan oleh konflik tersebut.

Hal ini dikonfirmasi pada hari Jumat oleh laporan penggajian bulan September yang lebih kuat dari perkiraan dan optimisme menjelang laporan pendapatan kuartal ketiga minggu ini.

Saham PepsiCo naik 1,8% di awal perdagangan setelah pembuat minuman dan makanan ringan itu melaporkan hasil kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan. Perusahaan juga menaikkan prospek labanya.

Serangan Hamas terhadap Israel adalah yang paling mematikan dalam 50 tahun terakhir. Setidaknya 900 orang telah terbunuh di Israel sejauh ini dalam apa yang disebut Hamas sebagai operasi “Banjir Al Aqsa” atau banjir Al Aqsa, dan menurut angka terbaru, lebih dari 687 orang di Gaza dan Tepi Barat tewas dalam serangan balik Israel di Jalur Gaza.

FYI, Hamas adalah kelompok anti-Israel dukungan Iran yang menguasai Jalur Gaza sejak 2007.

“Sangat menantang untuk ingin menjadi investor saham dan saham AS saat ini,” kata manajer hedge fund miliarder Paul Tudor kepada CNBC pada hari Selasa.

“Anda menghadapi ketidakpastian geopolitik… Amerika Serikat mungkin berada pada posisi fiskal terlemah sejak Perang Dunia II, dengan utang terhadap PDB sebesar 122%,” lanjutnya.

Selama sesi perdagangan hari Senin, saham tersebut juga membalikkan penurunannya pada pembukaan dan bergerak ke wilayah positif secara keseluruhan.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Fed diperkirakan masih ‘tangguh’, Wall Street dibuka dengan koreksi

(mza/mza)


Quoted From Many Source

Baca Juga  Rupee masih rentan terhadap tekanan menjelang rilis data inflasi AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *