Saham Asia kembali dibuka hijau, Hang Seng melonjak 2%.

Jakarta, CNBC Indonesia– Pasar saham Asia-Pasifik telah dibuka kembali bersemangattentang bisnis Kamis (12/10/2023)karena investor menunggu data penting mengenai inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi masukan bagi keputusan bank sentral AS mengenai suku bunga pada pertemuan bulan November.

Hingga pukul 08:30 WIB, Nikkei 225 Jepang melonjak 1,31%, Hang Seng Hong Kong menguat 2,04%, Shanghai Composite China menguat 0,76%, Straits Times Singapura menguat 0,62%, ASX Australia 200% dan KOSPI menguat 19% serta KOSPI. meningkat sebesar 0,94%.

Pasar saham Asia Pasifik cenderung kembali optimis di tengah menghijaunya bursa saham AS, Wall Street kemarin.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,13%, S&P 500 naik 0,43% dan Nasdaq Composite naik 0,71%.

Tiga indeks utama Negeri Paman Sam ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin, menandai penguatan empat hari berturut-turut. Antisipasi pelaku pasar terhadap data inflasi konsumen AS menjadi sentimen terkuat pada perdagangan kemarin.

Inflasi konsumen (Indeks Harga Konsumen/CPI) periode September akan dirilis malam ini waktu Indonesia. Pelaku pasar dunia sangat menantikan data CPI AS, karena akan menentukan arah kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve/Fed) ke depan.

Jika inflasi masih tinggi, berarti perekonomian AS masih panas sehingga akan sulit bagi The Fed untuk mengubah sikapnya menjadi lebih dovish. Dunia juga harus menanggung dampaknya jika The Fed kembali menaikkan suku bunga pada bulan November.

CPI AS bulan lalu diperkirakan naik 0,3% secara bulanan (bulanan/bulan) dan cenderung sedikit menurun menjadi 3,6% secara tahunan (setiap tahun/yoy).

Sebagai catatan, CPI AS naik menjadi 3,7% (y/y) pada Agustus 2023 dari sebelumnya 3,2% (y/y) pada Juli lalu.

Baca Juga  Cara Sukses Finansial Di Magelang Versi Kami

Sebelum rilis data CPI, Negeri Paman Sam merilis data inflasi produsen (indeks harga produsen/PPI) periode September lalu. PPI AS pada September 2023 sebesar 0,5% (mtm), lebih tinggi dari konsensus sebesar 0,3%.

Secara tahunan (year-on-year), PPI AS naik menjadi 2,2% pada bulan lalu dari 2% pada bulan Agustus lalu. Indeks bergerak lebih cepat dari perkiraan pasar.

Investor meyakini data inflasi dalam laporan tersebut akan berperan penting dalam menentukan keputusan kebijakan suku bunga The Fed pada pertemuan dua harinya yang dimulai pada 31 Oktober.

Di sisi lain, perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas telah menimbulkan pertanyaan mengenai potensi krisis pasokan minyak dan kenaikan harga bahan bakar jika ketidakstabilan geopolitik menyebar ke produsen minyak tetangga di kawasan.

Selain itu, para pedagang juga akan memantau angka klaim pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 7 Oktober 2023.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic dan Presiden Fed Boston Susan Collins akan menyampaikan sambutan pada Kamis sore waktu Indonesia yang dapat memberikan informasi lebih lanjut kepada Wall Street mengenai sikap The Fed ke depan.

RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Bursa Asia Dibuka Hijau, IHSG Siap Menyusul?

(chd/chd)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *